Sebelum membahas tentang sejarah berdirinya pemerintahan
Bani Umayyah ada baiknya kita mengetahui asal usul Bani Umayyah terlebih
dahulu. Kata Bani dalam bahasa Arab berarti anak, anak cucu atau keturunan. Sedangkan
Umayyah sendiri merupakan keluarga keturunan Umayyah bin ‘Abdu Syam bin ‘Abdi
Manaf, tokoh terhormat Mekkah yang menurunkan 10 anak yang terhormat dan
menjadi pemimpin di masyarakat, diantaranya Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan. Yang
dimaksud dengan daulah disini dapat diartikan sebagai kekuasaan, pemerintahan,
atau negara, dengan kata lain, daulah Bani Umayyah berarti kekuasan atau negara
pimpinan keluarga besar Umayyah bin Abdu Syam sebagai pemimpinnya secara turun
temurun.
Keluarga Bani Umayyah masuk Islam setelah peristiwa
Fathul Makkah pada tahun ke-8 Hijriyyah. Abu Sufyan diberi kehormatan untuk
mengumumkan pengamanan Nabi SAW, salah satunya adalah barang siapa masuk
kerumah Abu maka amanlah dia, masuk kedalam Masjidil Haram dan juga rumah Nabi SAW,
maka keamanannya terjamin. Dengan demikian banyak kalangan Bani Umayyah yang
berbondong – bondong masuk Islam dan menyebarkannya ke barbagai wilayah.
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah bin Abu
Sufyan pada tahun 132 H/750 M. setelah peristiwa Ammul Jam’ah atau penyatuan
umat oleh Hasan bin Ali. Secara garis keturunan Muawiyyah bin Abu Sufyan masih
bertemu dengan silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW pada Abdul Manaf. Keluarga
Nabi dikenal dengan Bani Hasyim dan keluarga Muawiyyah dikenal dengan Bani
Umayyah.
A.
Latar
Belakang Berdirinya Daulah Bani Umayyah
Berdirinya daulah Bani
Umayyah tidak terlepas dari peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan dan
pengangkatan ‘Ali bin Abi Thalib pada 18 Dzulhijjah 35 H/656 M sebagai
penggantinya. Pada masa pemerintahan ‘Ali bin Abi Tholib terjadi kekacaun yang
berasal dari dari beberapa pihak. Hal ini dipicu oleh pertentengan sekelompok
orang yang merasa dirugikan, misalnya saja Muawiyyah bin Abu Sufyan yang
kedudukannya sebagai Gubernur Syiria digantikan oleh Sahal bin Hunaif (tapi
ditolak) dan Marwan bin Hakam yang pada masa Utsman Bin Affan menduduki jabatan
sebagai sekertaris khalifah tidak mendapatkan kedudukan strategis lagi pada
masa ‘Ali bin Abi Thalib. Selain itu lambatnya penanganan kasus pembunuhan
Utsman bin Affan memunculkan isu bahwa Khalifah ‘Ali sengaja mengulur waktu
untuk kepentingan politis agar mendapat keuntungan dari situasi tersebut,
Bahkan Muawiyyah bin Abu Sufyan menuduhnya berada dibalik pembunuhan tersebut,
sehingga menimbulkan konflik politik berkepanjangan antara keduanya, yang
berujung pada perang Siffin pada 38 H/657 M
Pertempuran ini terjadi
sangat sengit, tanda – tanda kekalahan mulai tampak pada pihak Muawiyyah, untuk
menghindari situasi ini, ‘Amr bin ‘Ash, tokoh politik yang dikenal licik,
melakukan tipu muslihat dengan meletakkan Al-Qur’an pada ujung tombak sehingga
perang ini dihentikan dan berujung pada peristiwa tahkim atau arbitrase.
Pihak ‘Ali diwakili oleh Abu Musa Al Asyari dan pihak Muawiyyah diwakili oleh
‘Amr bin Ash dalam peristiwa ini terjadi perpecahan dan mengahasilkan 3
kelompok yaitu kelompok pendukung ‘Ali yang biasa disebut Syi’ah, kelompok
pendukung Muawiyyah, dan kelompok yang keluar dari pendukung ‘Ali yaitu Kelomok
Khawarij, kelompok ini menganggap bahwa ‘Ali bin Abi Tholib dan Muawiyyah bin
Abu Sufyan telah banyak melenceng.
B.
Kronologi
Berdirinya Daulah Bani Umayyah
Setelah peristiwa
Tahkim ‘Ali bin Abi Thalib ditusuk oleh Ibnu Muljam, pada hari itu pula Hasan
bin Ali dibaiat menjadi khalifah ke-5 oleh kaum Muslimin pada bulan Ramadhan 40
H/660 M. Namun pemerintahannya tidak berlangsung lama hanya bertahan kurang
lebih 6 bulan, karena pada tahun 41 H/661 M terjadi peristiwa Ammul Jam’ah oleh
Hasan bin ‘Ali, yang ditandai penyerahan kekuasaan kepada Muawiyyah bin Abu
Sufyan sebagai pemimpin umat Islam. Meskipun kekuasaan Hasan bin Ali sangat
singkat, peristiwa ini mengundang makna yang sangat penting dalam proses
panajang sejarah politik umat Islam, karena pada masa tersebut terjadi
peralihan sistem pemerintahan demokrasi menjadi sistem monarchi heridities.
C.
Khalifah
Yang Pernah Memimpin
Selama 91 tahun
pemerintahannya mulai 661-750 M/41-132 H kekuasaan dinasti Umayyah dipimpin
oleh 14 Khalifah yaitu:
1. Muawiyyah
bin Abu Sufyan (661-680 M)
2. Yazid
bin Muawiyyah (680-683 M)
3. Muawiyyah
II bin Yazid (683 M)
4. Marwan
bin Hakam (683-685 M)
5. Abdul
Malik bin Marwan (685-705 M)
6. Walid
bin Abdul Malik (705-715 M)
7. Sulaiman
bin Abdul Malik (715-717 M)
8. Umar
bin Abdul Aziz (717-720 M)
9. Yazid
II bin Muawiyyah (720-724 M)
10. Hisyam
bin Abdul Malik (724-743 M)
11. Walid
bin Yazid bin Abdul Malik (743-744 M)
12. Yazid
III bin Walid bin Abdul Malik (744 M)
13. Ibrahim
(744)
14. Marwan
II bin Muhammad bin Marwan bin Hakam (744-750 M)
D.
Tokoh
Penting Dibalik Berdirinya Daulah Bani Umayyah
1. Muawiyyah
bin Abu Sufyan
2. ‘Amr
bin ‘Ash
3. Mughirah
bin Syu’bah
4. Ziyad
bin Abihi
E.
Faktor
Penyebab Keruntuhan Daulah Bani Umayyah
Faktor – faktor yang
mempengaruhi keruntuhan Bani Umayyah ada 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor
Eksternal
A. Faktor Internal
1. Perselisihan
antara keluarga Khalifah
2. Sistem
pergantian Khalifah
3. Perilaku
hidup mewah Khalifah
4. Figur
Khalifah yang lemah
B. Faktor Eksternal
1. Perlawanan
oleh kaum Khawarij
2. Perlawanan
dari kaum Syi’ah
3. Perlawanan
dari golongan Mawali
4. Pertentangan
etnis Arab Utara dengan Arab Selatan
5. Perlawanan
dari Bani Abbasiyyah
Komentar
Posting Komentar